puji edogawa
Semoga bermanfaat untuk semua pembaca.
Rabu, 09 Agustus 2017
Mitsaqan Ghalizhan
Hai cinta,
yang dulu tak pernah kusebut dalam doa
Kini hadirmu telah menghiasi hidupku
Senyummu telah menawan rinduku
Matamu telah memikat hatiku
Kesholihanmu telah menundukkan pandanganku
Perhatianmu telah meletupkan gejolak asmaraku
Jika dulu namamu tak pernah ku sebut dalam doa
Kini lisanku telah melafalkan ribuan kata
Ramai menyebutmu dalam setiap pinta
Sujudku, mengharu biru dalam kesyukuran
Bersyukur karna kita dipersatukan
Kamu, yang kini ku rindu setiap waktu
Memberatkan tangan untuk melepas genggaman
Semoga Allah menjagamu
Membimbingmu dalam kebaikan
Memberimu kekuatan saat kita berjauhan
Jumat, 24 Maret 2017
RASA
Masih terus bertahan,
Berharap kau kan datang,
Hingga kaki ini lelah berjalan,
Hingga raga ini tak kuat lagi menopang,
Aku akan tetap bertahan,
Setetes air mata ini,
Menjadi saksi,
Bahwa "Rasa" ini hanya untukmu seorang
Berharap kau kan datang,
Hingga kaki ini lelah berjalan,
Hingga raga ini tak kuat lagi menopang,
Aku akan tetap bertahan,
Setetes air mata ini,
Menjadi saksi,
Bahwa "Rasa" ini hanya untukmu seorang
Melepasmu
Kala tangan ini ingin kuat menggenggammu,
Takdir-Nya bermain keras untukku,
Semakin ku genggam,
Semakin terasa lelah jiwaku.
Layaknya berdiri ditepi jurang,
Harus ada pilihan,
Melepaskanmu atau membiarkanmu terlepas
Takdir-Nya bermain keras untukku,
Semakin ku genggam,
Semakin terasa lelah jiwaku.
Layaknya berdiri ditepi jurang,
Harus ada pilihan,
Melepaskanmu atau membiarkanmu terlepas
Rabu, 15 Maret 2017
ONE DAY ONE JUZ
Desiran angin malam menyadarkanku
Betapa cepat waktu ini berputar
Baru saja mata ini terbuka
Melihat indahnya fajar menyingsing
Melihat bunga-bunga bermekaran
Melihat awan berarak beriringan
Tapi oh ternyata,,, kini semua gelap
Hanya kelip-kelip lampu malam dan bintang bertaburan
Andai saja waktu bisa kuputar sedikit kebelakang
Kan kutunaikan kewajibanku pada tuhan
Dengan bergegas.... bersegera...
Karna surat cinta-Nya begitu berharga
Betapa cepat waktu ini berputar
Baru saja mata ini terbuka
Melihat indahnya fajar menyingsing
Melihat bunga-bunga bermekaran
Melihat awan berarak beriringan
Tapi oh ternyata,,, kini semua gelap
Hanya kelip-kelip lampu malam dan bintang bertaburan
Andai saja waktu bisa kuputar sedikit kebelakang
Kan kutunaikan kewajibanku pada tuhan
Dengan bergegas.... bersegera...
Karna surat cinta-Nya begitu berharga
Selasa, 01 Maret 2016
JADI HAFIDZAH ITU KEREN
Oleh Dwi Puji Astuti
Namanya Aisyah, siswi yang cantik ini sekarang duduk di kelas 5 SD, di salah
satu sekolah swasta di kota metro. Anaknya baik hati, pemberani, riang, dan mudah
bergaul. Selain itu, dia punya hobi menghafal Al-Qur'an, cita-citanya pun
menjadi hafidzah, makanya kemana pun ia pergi kecuali ke kamar mandi, ia selalu
membawa kumpulan juz amma untuk dihafalkan. Sekarang dia sudah hafal 2 juz
Al-Qur'an yaitu juz 29 dan juz 30, Alhamdulillah kini ia mulai menghafal juz
28.
Namun hari ini rasanya ada yang berbeda, wajahnya tampak murung tak
bersemangat. Aisyah tidak tersenyum riang seperti biasanya. Ada apakah dengan
Aisyah??
Oh, ternyata hari ini Aisyah bĂȘte banget. Mala sahabat baiknya dari tadi
menanyakan terus apa cita-citanya. Ketika sudah dijawab sekali, eh Mala malah
terus-terusan bertanya. Lama-kelamaan Aisyah jadi jengkel, apalagi menurut
Aisyah cara bertanya mala agak keterlaluan. Senyumnya dibuat-buat, badannya
dibusungkan, tatapan wajahnya seolah-olah merendahkan cita-cita Aisyah, yang
katanya cita-cita Aisyah ketinggalan jaman, kuno lah, kampungan lah. Huh,
akhirnya seharian ini Aisyah uring-uringan.
Pulang sekolah, Aisyah masih jengkel. Ia menyandarkan sepeda merahnya asal-asalan.
Brruukkk…. begitu bunyi sepedanya jatuh dilantai. Umminya yang siang itu
sedang sibuk di dapur tergopoh-gopoh lari menuju garasi. Begitu sampai di
garasi, dilihatnya sepeda Aisyah ngelosor di lantai.
"Masyaallah… Aisyah!" seru Ummi. Aisyah tidak menyahut.
"Ini sepeda ketiup badai apa angin topan? Kok bisa ambruk enggak
karuan begini?" ummi geleng-geleng kepala.
"Ah.. enggak taulah ummi!" sahut Aisyah ogah-ogahan dari dalam
kamarnya.
Ummi tersenyum. Emmm, pasti Aisyah lagi ada masalah di sekolah, pikir
ummi. Disandarkan sepeda Aisyah dengan baik, setelah yakin sepeda itu tidak
jatuh ummi langsung berjalan menuju kamar Aisyah. Begitu sampai di kamar, dilihatnya
Aisyah sedang tiduran di kasur dengan posisi belum berganti seragam, wajahnya
benar-benar ditekuk. Ummi mendekati Aisyah dengan hati-hati. Dielusnya rambut
Aisyah dengan penuh kasih sayang.
"Aisyah sudah makan?" Tanya ummi membuka percakapan. Aisyah
mengangguk.
"Aisyah capek?" Tanya ummi lagi. Aisyah menggeleng. Ummi
menghela nafas.
" Ada apa, sayang?" Tanya ummi pada aisyah. Aisyah masih saja
diam.
" Cerita dong sama ummi, siapa tau ummi bisa bantu.."
Aisyah menggeserkan badannya. Dia mencari posisi duduk yang nyaman.
Ditatap wajah umminya, ummi tersenyum meyakinkan.
"Emmm… mi, emang punya cita-cita jadi hafidzah itu ketinggalan
jaman ya?" Tanya Aisyah. Ummi semakin tersenyum. Mulai bisa ditebak nih kemana
arah pembicaraan, yang membuat perasaan Aisyah jengkel dan uring-uringan.
"Kok ummi malah tersenyum?" Tanya Aisyah bingung.
"Ummi tersenyum karena lucu melihat anak ummi yang cantik ini
wajahnya cemberut. Jadi mirip bebek yang punya mulut mancung ke depan.
Hehe.." kata ummi mencairkan suasana hati Aisyah.
"Ah ummi ini…. Serius dong mi!" kata Aisyah mulai tersenyum merajuk.
"Nah gitu dong, kalo senyum kan anak ummi makin cantik… oke,
sekarang ummi siap dengerin curhatan tuan putri.." kata ummi dengan
bergaya siap, posisi tangan diatas kening seolah-olah sedang hormat pada tuan
putri. Aisyah justru tertawa.
"Lho, kok malah tertawa?"
"Ya abis ummi godain Aisyah sih…"
"Oke.. hehe, ya sudah sekarang tuan putri silahkan mulai
ceritanya…"
"Ya gini lho mi, kan tadi di sekolah ada pelajaran SBK, bu dwi tu
cerita kalo kita harus punya mimpi, harus punya cita-cita. Kata bu Dwi punya
cita-cita itu sudah separuh kesuksesan. Tinggal setengahnya lagi usaha dan do'a
untuk mencapai cita-cita itu. Nah tadi bu guru cerita kalau kita punya mimpi
apapun itu, kita disuruh untuk menuliskannya diselembar kertas, agar kita tidak
lupa dengan mimpi-mimpi itu, dan nanti supaya kita tahu bahwa satu persatu
mimpi-mimpi kita akan terwujud. Tanpa sadar, ternyata mimpi-mimpi yang pernah
kita tuliskan itu, suatu hari nanti tinggal coretan-coretan karena satu persatu
Allah sudah wujudkan.."
Aisyah berhenti sejenak. Ditatap kembali wajah umminya yang saat itu
tersenyum memancarkan aura kekaguman. Melihat ekspresi umminya yang penasaran,
Aisyah jadi bersemangat untuk meneruskan kembali ceritanya.
"Nah tadi bu Dwi meminta kita semua untuk menyebutkan satu persatu
cita-cita kita. Waktu teman-teman menyebutkan, ternyata Mala ingin jadi dokter,
Rere ingin jadi sheef, Dion ingin jadi pilot, Andika ingin jadi polisi, Aji
ingin jadi TNI AU, pokoknya banyak lagi deh…" Aisyah berhenti cerita.
"Nah terus??" Ummi penasaran. Aisyah menghela nafas, lalu
melanjutkan ceritanya kembali.
"Nah, Aisyah kan bilang kalau Aisyah pengen jadi hafidzah, eh Mala
malah tertawa. Tertawanya kayak ngejek gitu deh ummi. Masak kata mala jadi
hafidzah itu kuno, ketinggalan jaman. Kan Aisyah jadi bĂȘte, mi…"
"Terus bu guru bilang apa?"
"Bu guru bilang kalau cita-cita pengen jadi dokter, polisi,
tentara, dan lain lain itu bagus… dan cita-cita ingin jadi hafidz/hafidzah itu
lebih bagus lagi. Apalagi kalau kita bisa jadi dokter yang hafidz/hafidzah,
jadi polisi yang hafidz/hafidzah, jadi tentara yang hafidz/ hafidzah.. wah,
kata bu guru itu cita-cita hebat banget mi..."
"Nah itu Aisyah tahu, terus kenapa Aisyah mesti jengkel?"
"Ya Aisyah jengkel sama Mala mi, kok bisa-bisanya dia bilang jadi
hafidzah itu kuno.. padahal kan seperti kata bu guru tadi, jadi hafidzah itu
hebat. Pahalanya juga buuanyaak kan mi? Hafidz qur'an itu menjadi keluarga
Allah di dunia, derajat kita tinggi di syurga, Al-Qur'an nanti menjadi penolong
bagi penghafalnya, penghafalnya akan memakai mahkota kehormatan, dan hati
penghafal Al-Qur'an tidak disiksa... wah luar biasa kan mi…" tanpa sadar
ternyata Aisyah sudah mampu menguraikan keutamaan menjadi hafidz/hafidzah.
Mampu mengambil kesimpulan sendiri tanpa umminya harus menggurui.
Ummi tersenyum.
"Aisyah anak ummi yang sholehah.. tu anak ummi tahu. Kalo semua
cita-cita itu bagus, jempol.. apalagi kalo cita-cita kita bisa diimbangi dengan
menjadi hafidz/hafidzah, wah bahagianya nih, hemmm… dunia akhirat… jadi pesen
ummi, Aisyah enggak perlu lagi jengkel dengan perkataan teman Aisyah yang
mengatakan kalau hafidz Qur'an itu kuno, ketinggalan jaman, karena aisyah sudah
tahu apa keistimewaan cita-cita itu.. nah sekarang tinggal Aisyah yang
meyakinkan teman Aisyah, terutama Mala, kalau jadi hafidzah itu keren banget,
kerennya itu enggak Cuma di dunia tapi juga di akhirat. Enggak bakal rugi deh,
bahkan yang ada justru kita semakin beruntung.." kata ummi lebih
menyakinkan dan menguatkan Aisyah.
Aisyah mangut-mangut, di wajahnya terpancar perasaan puas. Dalam hati ia
berjanji, ia tidak akan jengkel dengan mala lagi. Karena ia tahu, cita-citanya
menjadi hafidz/hafidzah itu cita-cita yang keren banget.
"Makasih ya ummi…" kata Aisyah seraya memeluk umminya erat.
*****
Senin, 25 Januari 2016
Berharap
Aku tak tahu harus menulis apa
rasanya perasaan ini bercampur aduk
seperti pecel yang sering ku makan di kantin bude
Emmm, KAMMI... mungkinkah aku masih bisa bekerja untuknya
merealiksasikan mimpi-mimpi yang kini sempat tertunda
berharap.. terus berharap... selalu berharap
akan ada spirit baru dariku untuknya.
walau yakin tak bisa membersamainya selalu
aku kan tetap berusaha
memberikan kontribusi baginya menjadi nyata
rasanya perasaan ini bercampur aduk
seperti pecel yang sering ku makan di kantin bude
Emmm, KAMMI... mungkinkah aku masih bisa bekerja untuknya
merealiksasikan mimpi-mimpi yang kini sempat tertunda
berharap.. terus berharap... selalu berharap
akan ada spirit baru dariku untuknya.
walau yakin tak bisa membersamainya selalu
aku kan tetap berusaha
memberikan kontribusi baginya menjadi nyata
Rabu, 20 Januari 2016
Aku Mulai Cinta...
Cinta ini.. oh mulai bersemi...
Seperti kuntum bunga yang mulai mekar, mewangi..
Kenapa baru sekarang cinta itu tumbuh?
Entahlah, yang pasti hari ini, esok, dan seterusnya
Aku mencintai bahasa arab..
Mulai cinta, dan akan selalu bersemi...
Seperti kuntum bunga yang mulai mekar, mewangi..
Kenapa baru sekarang cinta itu tumbuh?
Entahlah, yang pasti hari ini, esok, dan seterusnya
Aku mencintai bahasa arab..
Mulai cinta, dan akan selalu bersemi...
Langganan:
Postingan (Atom)