Ramadhan akan datang
sebentar lagi. Kurang lebih 19 hari kita akan menyambutnya. Kata umat islam, jika ramadhan datang kita
harus menyambutnya dengan senang hati. Persiapan harus kita lakukan baik
persiapan jasmani rohani, pengetahuan, maupun materi. Persiapan itu patut
dilakukan jauh-jauh hari sebelum ramadhan itu benar-benar tiba.
Tapi mohon maaf, kali
ini saya hanya akan menyambut ramadhan cukup dengan senyuman. Karena bagi saya,
senyuman itu sudah cukup mewakili perasaan ini atas apa yang kami rasakan.
Ramadhan di sekolahku
berbeda. Ia unik. Ia tak pernah mau bolos sekolah, meski sakit ia akan tetap
memaksakan diri untuk berangkat. Bukan menurutnya belajar itu nomer satu, tidak
sama sekali. Justru ia sering melewatkan waktu belajar hanya untuk bermain dan
menggoda teman-temannya. Nilai-nilainya pun juga tak selalu baik, bahkan tak
jarang ia mendapatkan nilai merah. Namun, Ia punya satu keyakinan unik bahwa
sekolah itu:
wajib. Diluar itu, ia sudah mempunyai cita-cita.
Menjadi montir, katanya.
Lagi-lagi ramadhan-ku
ini berbeda. Ia sering membuat saya dan beberapa guru yang lain terkesima. Apa
yang dilakukannya selalu diluar dugaan. Beberapa ulah yang dilakukannya membuat
hati girang tak karuan, kadang pula membuat hati hilang kesabaran. Masih
teringat jelas, saat itu ia datang ke kantor untuk membayar uang bulanan.
Sambil melayani ramadhan, guru itu memberikan beberapa pertanyaan. Hingga
terjadilah dialog singkat.
"Sekarang tanggal
berapa, Ramadhan?"
"Tanggal 15, eh 16
deng bu."
"Oh ya, 1 minggu
berapa hari?"
"7 Hari"
"1 bulan berapa
hari?"
"25 Hari, bu"
"Yakin 25 hari?"
[kita hanya tertawa tertahan sementara ramadhan tersenyum polos]
"Ramadhan kamu
anak keberapa?"
"Pertama, bu"
"Adekmu udah sekolah?"
"Udah,
bu. TK"
"Berarti
sekarang kelas 1" [goda guru itu lagi]
"Iya,
bu" jawabnya masih dengan mimik muka polosnya.
[kita
semakin terbahak]
Kulitnya yang gelap,
Gayanya yang urakan, bajunya yang sering dikeluarkan, benar-benar mengatakan ia
memang berbeda. Sifatnya yang lumayan nakal membuat kita geleng-geleng kepala. Setiap
diperintah guru jika bertentangan dengan naluri menolongnya, ia akan mengawali
dengan kata "Yeekk!!" dan sekarang virus 'yeekk' ini telah menyebar
ke seantero kelas. Bahkan ada beberapa guru yang ikut terjangkit virus ini.
Virus ramadhan.
Dan yang lebih
membuatnya berbeda adalah dibalik sosoknya yang sok nakal itu, ternyata ia punya
hati yang lembut. Kenakalannya itu akan tunduk dengan petuah ibunya. Kadangkala
ia akan meneteskan air mata jika sudah mendengar ibunya memberikan nasehat.
Namanya memang
ramadhan, ramadhan saja. Ramadhan yang berbeda. Dan kita cukup menyambutnya
dengan senyuman saja.