Rabu, 29 April 2015

Ya, kita bersahabat



"Bunda, kenapa ya Nana sering sekali marah padaku? Memangnya Dina sering berbuat jahat ya sama Nana, bunda?" Tanya Dina serius, sambil menyenderkan kepalanya dibahu bundanya. Nana adalah teman sebangkunya. Baru beberapa minggu yang lalu bu Rani mengubah posisi duduk mereka. Dan kini Dina bergiliran duduk sebangku dengan Nana.
"Memang Dina sering dimarahin apa sama Nana?" Tanya ibunya lembut sambil mengelus kepala Dina. Ibunya paham anaknya ini sedang menghadapi masalah, dan ia ingin anaknya belajar mencari solusi atas masalah itu sendiri.
"Dina sering dikatain yang jelek, sering disuruh geser padahal tempat dudukku sudah sempit. Pernah waktu itu, Nana mengambil pensilku dan membuangnya ke kotak sampah. Kan itu enggak boleh ya, Bunda?" kata Dina.
"Iya nak, seperti itu bukan perbuatan yang baik. Dina sudah tahu nih kalo berbuat seperti itu enggak boleh, lalu harusnya kita berbuat apa?" Tanya bundanya memancing anaknya untuk berpikir.
"Harusnya ya bun, kita saling menyayangi, saling berbuat baik. Kan namanya teman. Kata bu guru agama di sekolah, anak yang selalu berbuat baik akan dapat pahala banyak, disayang sama teman-teman, dan masuk Syurga. Tapi kalau anak yang suka berbuat jelek, akan dimasukkan ke dalam neraka yang apinya menyala-nyala. Ihhh.. serem!" kata Dina ketakutan membayangkan neraka. Ia mempererat pelukan pada bundanya.
"Ihh.. takuuut!" sahut ayahnya sambil menekan hidung Dina.
"Ayaahhh.. sakit" teriak Dina manja. Ayah dan ibunya tertawa.

Pagi itu Dina berangkat sekolah dengan wajah tersenyum bahagia. Karena ayahnya memberi uang saku lebih untuk ditabung. Sesampai di kelas ia menyapa teman-temannya dengan ramah.
"Assalamualaikum… teman-teman!" sapa Dina dengan ceria.
"Wa'alaikumussalam.. selamat pagi, Dina!" Jawab teman-temannya yang lain. Dina juga menyapa Nana yang duduk disampingnya, namun Nana tak mau menjawab salam. Sekedar menengok pun tidak. Dina memperhatikan apa yang sedang dilakukan Nana. Ternyata Nana tengah mengerjakan PR matematika. Wajah Nana pucat, mungkin ia takut dihukum bu guru jika ketahuan baru mengerjakan PR. Dina lalu duduk dibangkunya dan meletakkan tas di laci mejanya.
"Ish… geser sana!" teriak Nana jengkel pada Dina. Dina bergeser sedikit. Dina tidak tahu kenapa Nana sering memakinya tanpa sebab yang pasti. Meski begitu, Dina tetap tersenyum pada Nana, ia tak sedikit pun marah atau dendam.
"Ihh… masih sempit nih, geser sana lho yang jauh!" teriak Nana lebih ketus. Dina kembali bergeser. "Udah nih, Nana masih kesempitan ya?" Tanya Dina lembut. "Iya! memang kenapa??" jawab Nana lebih ketus, ia benar-benar jengkel. Dina mengelus dada, ia menahan gejolak amarah. Namun Nana salah prasangka, ia mengira Dina sedang mengejeknya.
Brrruukk…
Tiba-tiba Nana melemparkan buku matematikanya ke muka Dina. Ia lalu berlari keluar kelas tanpa terkendali. Dina tersentak kaget, ia tidak mengira kalau Nana akan tega berbuat itu padanya. Teman-teman yang ada di kelas itu berhamburan mengerubungi Dina. Mereka bertanya apakah Dina baik-baik saja. Teman-temannya menyayangkan perbuatan Nana yang barusan terjadi.
Salah satu teman sekelasnya berlari ke kantor dan melaporkan kejadian itu pada Bu Rani. Bu Rani segera datang dan menengahi. Bu Rani lalu mencari Nana yang berlari keluar kelas, ternyata Nana menangis di kamar mandi. Bu Rani merayu Nana untuk keluar dari kamar mandi dengan lembut. Beliau menjelaskan kesalahpahaman yang barusan terjadi. Dina juga meminta maaf meskipun sebenarnya ia tidak salah. Dina yakin orang yang lebih dulu meminta maaf akan mendapatkan pahala yang banyak. Setelah beberapa menit, akhirnya Nana mau keluar. Ia tetap diam membisu sampai jam pelajaran hari itu usai.
Keesokan harinya, Dina berangkat lebih pagi karena piket kelas. Ia berbagi tugas dengan Meta, Salma, Reza, dan Adi. Meta dan Salma bertugas menyapu kelas, Reza bertugas membersihkan papan tulis dan menyiapkan spidol, Adi bertugas membuang sampah, sedangkan ia bertugas mengelap kaca dan membersihkan sampah yang ada di laci meja.
"Ayo.. teman-teman, semangat!!" teriak Reza.
"Okeee.. " sahut mereka serempak.
Mereka piket kelas dengan semangat, begitu pula dengan Dina. Ia membersihkan laci meja dengan cekatan, tak ada satupun meja temannya yang ketinggalan.
"Pluuukk…" ada kertas digulung jatuh dari laci meja Nana. Diambilnya kertas itu dan dibuang ketempat sampah. Namun ia melihat kertas itu ada coretan tulisannya. Ia penasaran dengan apa yang ditulis Nana, maka diambilnya kembali kertas itu. Dina terbengong saat membuka gulungan kertas ditangannya.
"Untuk Dina"
Begitulah kata pertama yang tertulis di kertas itu. Untuk aku?? Dina terheran-heran. Ia semakin penasaran kenapa Nana menulis surat untuknya. Karena penasaran, ia melanjutkan membaca surat itu.
"Dina, sebelumnya saya minta maaf. Selama ini saya telah berbuat jahat sama kamu. Jujur, saya jahat karena saya iri sama kamu. Kamu punya keluarga yang perhatian, kamu pintar, banyak teman-teman yang suka sama kamu karena kamu anaknya baik. Melihat kamu bahagia aku jadi iri. Aku memang bukan teman yang baik untukmu, aku jahat. Tapi sekarang aku sadar, aku telah salah selama ini. Keegoisanku hanya menyakiti diriku sendiri. Akibatnya, aku tak punya banyak teman, orang tuaku juga semakin tidak perhatian. Karena itu aku butuh teman seperti kamu. Dina, maukah kamu memaafkanku, dan menjadi sahabat baikku?"
Dina terharu, sebelum Nana meminta maaf, ia telah memaafkannya. Ia pun telah salah sangka. Ia pikir Nana memang anak yang nakal, tapi sekarang ia tahu bahwa perbuatan jahat Nana selama ini hanyalah karena keegoisan dan perasaan irinya. Dina berjanji akan menjadi sahabat yang baik untuk Nana.
Selesai membaca surat itu, Dina berdiri terpaku. Ternyata oh ternyata, Nana telah berdiri disampingnya. Nana meraih tangan Dina, ia menjabatnya dengan erat. "Ya, kita bersahabat."

Kamis, 23 April 2015

KEJUJURAN



Jujur adalah kesesuaian antara yang tersembunyi dan yang dinyatakan. Kejujuran merupakan salah satu sifat terpuji yang harus dimiliki oleh setiap muslim. Jujur menjadi salah satu sifat rasul yang harus dijadikan contoh dalam kehidupan sehari-hari. Setiap aktivitas keseharian umat islam harus dilandasi oleh kejujuran, baik terhadap diri sendiri atau terhadap orang lain. Karena berlaku jujur akan berimplikasi positif dalam semua tingkah laku dan membuahkan transparasi dalam berbagai hal sehingga tidak akan muncul anggapan negatif atau sifat menduga-duga bagi orang lain. Orang islam yang meninggalkan sifat jujur dalam sebuah hadits dinyatakan sebagai orang munafik.
Keutamaan dari sifat jujur yaitu:
1.      Kejujuran membawa kebaikan
Jujur merupakan akhlak yang mulia dan merupakan akhlak rasul. Dalam sebuah hadits ada seorang yang ingin masuk islam tetapi ia mengaku bahwa ia tidak dapat meninggalkan kejahatan yang biasa dilakukannya seperti suka minum khamar, berjudi, berzina, dan mencuri. Rasul memberikan nasehat kepadanya bahwa ia boleh melakukan kejahatannya itu dengan syarat ia harus jujur. Dengan perasaan lega ia pulang kerumahnya. Namun ketika ia akan melakukan kejahatan seperti biasanya ia mulai berpikir, bagaimana kalau rasul bertanya kepadanya sementara ia harus jujur. Dan disisi lain pun ia akan malu mengakui bahwa ia baru saja melakukan kebiasaannya. Dengan dasar pemikiran itu akhirnya ia tidak jadi melakukan kejahatan. Dalam hal ini terlihat bahwa jujur dapat membawa orang pada kebaikan. Rasulullah bersabda: "Sesungguhnya kejujuran membawa kebajikan, dan kebajikan membawa ke syurga. Sesungguhnya seseorang yang selalu jujur menjadikan ia jujur. Dusta membawa kepada fujur dan fujur mengarahkan ke neraka. Orang yang selalu berdusta, dicatat disisi Allah sebagai pendusta," (HR. Bukhari)
Dalam hadits diatas, Rasulullah telah mengemukakan bahwa sifat jujur itu dapat mengiringi pelakunya kepada kebajikan. Karena orang yang jujur akan mendapat kepercayaan dari orang lain dan dapat menahan dirinya dari perbuatan tercela yang merugikan orang lain.
2.      Orang jujur mendapat pertolongan Allah
Bantuan Allah yang diberikan kepada orang yang jujur dapat secara langsung dan dapat pula melalui pelantara orang lain. Kemudahan dan bantuan yang diterimanya pada dasarnya merupakan bantuan Allah kepadanya dengan perantara bantuan orang lain. Seperti dalam hadits berikut:
Abu Hurairah menyatakan bahwa Rasulullah saw. Bersabda: "Siapa yang menggunakan harta orang lain dan ia bermaksud untuk membayarnya, maka Allah akan membantu membayarnya dan siapa yang menggunakan harta orang lain, ia bermaksud untuk melenyapkannya, Allah akan membantu melenyapkannya." (HR. Bukhari).
            Niat yang baik dan kejujuran keduanya mempunyai efek terhadap usaha, dan dimudahkan untuk menemukan cara dan jalan yang harus ditempuh. Ia akan mendapatkan kepercayaan dari orang lain untuk mendapatkan bantuan baik materi atau bentuk lainnya. Begitu juga sebaliknya, niat yang tidak baik akan menghambat atau menyulitkan pintu rezeki, mempersulit ia mendapatkan bantuan orang lain, dan dapat mengantarkannya kepada ketidakberdayaan, bahkan dapat menghancurkan dan merugikan dirinya sendiri.
            Kejujuran merupakan kunci dalam keberhasilan menjalankan semua rencana dan kebijakan. Bahkan dengan kejujuran dapat menghilangkan prasangka orang lain. Disamping itu, kejujuran dapat mengantarkan seseorang pada kebajikan, karena dengan itu ia tidak keluar dari jalur yang sudah ditetapkan. Sedangkan sebaliknya, kebohongan merupakan sumber dari kejahatan karena dengan satu kebohongan akan memunculkan kebohongan lain untuk menutupi yang pertama.
            Oleh sebab itu, setiap umat islam dibimbing agar selalu jujur dan tidak sombong. Beberapa ibadah merupakan training untuk berlaku jujur. Yang lebih penting, kita harus yakin bahwa allah akan memberikan pertolongannya kepada orang yang berlaku jujur. 
#Dikutip dari beberapa sumber

Rabu, 22 April 2015

ORANG-ORANG YANG DIDOAKAN OLEH MALAIKAT.




Allah SWT berfirman, "Sebenarnya (malaikat - malaikat itu) adalah hamba - hamba yang dimuliakan, mereka tidak mendahului-Nya dengan perkataan dan mereka mengerjakan perintah - perintahNya. Allah mengetahui segala sesuatu yang dihadapan mereka dan yang dibelakang mereka, dan mereka tidak memberikan syafa'at melainkan kepada orang - orang yang diridhai Allah, dan mereka selalu berhati - hati karena takut kepada-Nya" (Al-Anbiyaa' 26-28)

Diantara orang-orang yang didoakan oleh para malaikat:
1.      Orang yang tidur dalam keadaan bersuci.
Imam Ibnu Hibban meriwayatkan dari Abdullah bin Umar ra., bahwa Rasulullah SAW bersabda; "Barangsiapa yang tidur dalam keadaan suci, maka malaikat akan bersamanya di dalam pakaiannya. Dia tidak akan bangun hingga malaikat berdoa ;
'Ya Allah, ampunilah hambamu si fulan karena tidur dalam keadaan suci'"
(hadith ini dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih At Targhib wat Tarhib I/37)
2.      Orang yang duduk menunggu solat.
Imam Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah ra., bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Tidaklah salah seorang diantara kalian yang duduk menunggu solat, selama ia berada dalam keadaan suci, kecuali para malaikat akan mendoakannya; "Ya Allah, ampunilah ia. Ya Allah sayangilah ia'" (Shahih Muslim no. 469)
3.      Orang-orang yang berada di saf bagian depan di dalam solat.
Imam Abu Dawud (dan Ibnu Khuzaimah) dari Barra' bin 'Azib ra., bahwa Rasulullah SAW bersabda; "Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya berselawat kepada (orang-orang) yang berada pada saf - saf terdepan" (hadith ini dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih Sunan Abi Dawud I/130)
4.       Orang yang menyambung saf (tidak membiarkan sebuah kekosongan di dalam saf).
 Para Imam iaitu Ahmad, Ibnu Majah, Ibnu Khuzaimah, Ibnu Hibban dan Al Hakim meriwayatkan dari Aisyah ra., bahwa Rasulullah SAW bersabda;
"Sesungguhnya Allah dan para malaikat selalu berselawat kepada orang - orang yang menyambung saf - saf" (hadith ini dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih At Targhib wat Tarhib I/272)
5.       Para malaikat mengucapkan 'Amin' ketika seorang Imam selesai membaca Al Fatihah.
Imam Bukhari meriwayatkan dari Abu Hurairah ra., bahwa Rasulullah SAW bersabda; "Jika seorang Imam membaca 'ghairil maghdhuubi 'alaihim waladh dhaalinn', maka ucapkanlah oleh kalian 'aamiin', karena barangsiapa ucapannya itu bertepatan dengan ucapan malaikat, maka ia akan diampuni dosanya yang masa lalu" (Shahih Bukhari no. 782)
6.       Orang yang duduk di tempat solatnya setelah melakukan solat.
Imam Ahmad meriwayatkan dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah SAW bersabda; "Para malaikat akan selalu bersolawat kepada salah satu diantara kalian selama ia ada di dalam tempat solat dimana ia melakukan solat, selama ia belum batal wudhunya, (para malaikat) berkata, 'Ya Allah ampunilah dan sayangilah ia'" (Al Musnad no. 8106, Syaikh Ahmad Syakir menshahihkan hadith ini).
7.       Orang-orang yang melakukan solat subuh dan asar secara berjama'ah.
Imam Ahmad meriwayatkan dari Abu Hurairah ra., bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Para malaikat berkumpul pada saat solat subuh lalu para malaikat (yang menyertai hamba) pada malam hari (yang sudah bertugas malam hari hingga subuh) naik (ke langit), dan malaikat pada siang hari tetap tinggal. Kemudian mereka berkumpul lagi pada waktu solat asar dan malaikat yang ditugaskan pada siang hari (hingga solat asar) naik (ke langit) sedangkan malaikat yang bertugas pada malam hari tetap tinggal, lalu Allah bertanya kepada mereka, 'Bagaimana kalian meninggalkan hambaku ?', mereka menjawab, 'Kami datang sedangkan mereka sedang melakukan solat dan kami tinggalkan mereka sedangkan mereka sedang melakukan solat, maka ampunilah mereka pada hari kiamat'" (Al Musnad no. 9140, hadith ini dishahihkan oleh Syaikh Ahmad Syakir).
8.       Orang yang mendoakan saudaranya tanpa sepengetahuan orang yang didoakan.
Diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Ummud Darda' ra., bahwasannya Rasulullah SAW bersabda; "Doa seorang muslim untuk saudaranya yang dilakukan tanpa sepengetahuan orang yang didoakannya adalah doa yang akan dikabulkan. Pada kepalanya ada seorang malaikat yang menjadi wakil baginya, setiap kali dia berdoa untuk saudaranya dengan sebuah kebaikan, maka malaikat tersebut berkata amin dan engkaupun mendapatkan apa yang ia dapatkan'" (Shahih Muslim no. 2733)
9.       Orang - orang yang berinfak.
Imam Bukhari dan Imam Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah ra., bahwa Rasulullah SAW bersabda; "Tidak satu hari pun dimana pagi harinya seorang hamba ada padanya kecuali 2 malaikat turun kepadanya, salah satu diantara keduanya berkata, 'Ya Allah, berikanlah ganti bagi orang yang berinfak'. Dan lainnya berkata, 'Ya Allah, hancurkanlah harta orang yang pelit'" (Shahih Bukhari no. 1442 dan Shahih Muslim no. 1010)
10.   Orang yang makan sahur.
Imam Ibnu Hibban dan Imam Ath Thabrani, meriwayaatkan dari Abdullah bin Umar ra., bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya berselawat kepada orang - orang yang makan sahur" (hadith ini dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih At Targhiib wat Tarhiib I/519)
11.   Orang yang menjenguk orang sakit.
Imam Ahmad meriwayatkan dari 'Ali bin Abi Thalib ra., bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Tidaklah seorang mukmin menjenguk saudaranya kecuali Allah akan mengutus 70.000 malaikat untuknya yang akan berselawat kepadanya di waktu siang kapan saja hingga sore dan di waktu malam kapan saja hingga subuh" (Al Musnad no. 754, Syaikh Ahmad Syakir berkomentar, "Sanadnya shahih")
12. Seseorang yang mengajarkan kebaikan kepada orang lain.
Diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dari Abu Umamah Al Bahily ra., bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Keutamaan seorang alim atas seorang ahli ibadah bagaikan keutamaanku atas seorang yang paling rendah diantara kalian. Sesungguhnya penghuni langit dan bumi, bahkan semut yang di dalam lubangnya dan bahkan ikan, semuanya berselawat kepada orang yang mengajarkan kebaikan kepada orang lain" (dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Kitab Shahih At Tirmidzi II/343).
Wallahu'alam

#Dikutip dari beberapa sumber.