Jujur
adalah kesesuaian antara yang tersembunyi dan yang dinyatakan. Kejujuran
merupakan salah satu sifat terpuji yang harus dimiliki oleh setiap muslim.
Jujur menjadi salah satu sifat rasul yang harus dijadikan contoh dalam
kehidupan sehari-hari. Setiap aktivitas keseharian umat islam harus dilandasi
oleh kejujuran, baik terhadap diri sendiri atau terhadap orang lain. Karena
berlaku jujur akan berimplikasi positif dalam semua tingkah laku dan membuahkan
transparasi dalam berbagai hal sehingga tidak akan muncul anggapan negatif atau
sifat menduga-duga bagi orang lain. Orang islam yang meninggalkan sifat jujur
dalam sebuah hadits dinyatakan sebagai orang munafik.
Keutamaan
dari sifat jujur yaitu:
1.
Kejujuran
membawa kebaikan
Jujur
merupakan akhlak yang mulia dan merupakan akhlak rasul. Dalam sebuah hadits ada
seorang yang ingin masuk islam tetapi ia mengaku bahwa ia tidak dapat
meninggalkan kejahatan yang biasa dilakukannya seperti suka minum khamar,
berjudi, berzina, dan mencuri. Rasul memberikan nasehat kepadanya bahwa ia
boleh melakukan kejahatannya itu dengan syarat ia harus jujur. Dengan perasaan
lega ia pulang kerumahnya. Namun ketika ia akan melakukan kejahatan seperti
biasanya ia mulai berpikir, bagaimana kalau rasul bertanya kepadanya sementara
ia harus jujur. Dan disisi lain pun ia akan malu mengakui bahwa ia baru saja
melakukan kebiasaannya. Dengan dasar pemikiran itu akhirnya ia tidak jadi
melakukan kejahatan. Dalam hal ini terlihat bahwa jujur dapat membawa orang
pada kebaikan. Rasulullah bersabda: "Sesungguhnya kejujuran membawa
kebajikan, dan kebajikan membawa ke syurga. Sesungguhnya seseorang yang selalu
jujur menjadikan ia jujur. Dusta membawa kepada fujur dan fujur mengarahkan ke
neraka. Orang yang selalu berdusta, dicatat disisi Allah sebagai
pendusta," (HR. Bukhari)
Dalam
hadits diatas, Rasulullah telah mengemukakan bahwa sifat jujur itu dapat
mengiringi pelakunya kepada kebajikan. Karena orang yang jujur akan mendapat
kepercayaan dari orang lain dan dapat menahan dirinya dari perbuatan tercela
yang merugikan orang lain.
2.
Orang
jujur mendapat pertolongan Allah
Bantuan
Allah yang diberikan kepada orang yang jujur dapat secara langsung dan dapat
pula melalui pelantara orang lain. Kemudahan dan bantuan yang diterimanya pada
dasarnya merupakan bantuan Allah kepadanya dengan perantara bantuan orang lain.
Seperti dalam hadits berikut:
Abu
Hurairah menyatakan bahwa Rasulullah saw. Bersabda: "Siapa yang
menggunakan harta orang lain dan ia bermaksud untuk membayarnya, maka Allah
akan membantu membayarnya dan siapa yang menggunakan harta orang lain, ia
bermaksud untuk melenyapkannya, Allah akan membantu melenyapkannya." (HR.
Bukhari).
Niat yang baik dan kejujuran
keduanya mempunyai efek terhadap usaha, dan dimudahkan untuk menemukan cara dan
jalan yang harus ditempuh. Ia akan mendapatkan kepercayaan dari orang lain
untuk mendapatkan bantuan baik materi atau bentuk lainnya. Begitu juga
sebaliknya, niat yang tidak baik akan menghambat atau menyulitkan pintu rezeki,
mempersulit ia mendapatkan bantuan orang lain, dan dapat mengantarkannya kepada
ketidakberdayaan, bahkan dapat menghancurkan dan merugikan dirinya sendiri.
Kejujuran merupakan kunci dalam
keberhasilan menjalankan semua rencana dan kebijakan. Bahkan dengan kejujuran
dapat menghilangkan prasangka orang lain. Disamping itu, kejujuran dapat
mengantarkan seseorang pada kebajikan, karena dengan itu ia tidak keluar dari
jalur yang sudah ditetapkan. Sedangkan sebaliknya, kebohongan merupakan sumber
dari kejahatan karena dengan satu kebohongan akan memunculkan kebohongan lain
untuk menutupi yang pertama.
Oleh sebab itu, setiap umat islam
dibimbing agar selalu jujur dan tidak sombong. Beberapa ibadah merupakan
training untuk berlaku jujur. Yang lebih penting, kita harus yakin bahwa allah
akan memberikan pertolongannya kepada orang yang berlaku jujur.
#Dikutip dari beberapa sumber
#Dikutip dari beberapa sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar