CERITA
ANAK
Momo adalah seekor
sapi yang badannya gemuk. Adiknya bernama mimi. Bertahun-tahun ayah memelihara
momo dan mimi. Setiap pulang sekolah aku membantu ayah memcarikan rumput untuk
makan momo dan mimi. Beberapa bulan yang lalu musim kemarau, aku dan ayah
kesulitan mencari rumput karena rumput disana-sini kering dan mati. Selang
beberapa bulan berikutnya mulai berganti
musim hujan, rumput yang ada di sawah maupun di kebun mulai tumbuh subur dan
lebat. Aku dan ayah semakin giat mencari rumput agar momo dan mimi cepat besar
dan gemuk. Kress… kress… kress..!! begitulah bunyi suaranya saat makan rumput.
Momo dan mimi selalu berebut makanan, kadang satu keranjang penuh bisa habis
hanya dalam waktu beberapa jam. Kadang pula beberapa helai rumput berjatuhan
dari mulutnya karena terlalu banyak rumput yang dikunyah. Aku sangat senang
melihatnya. Lucu sekali.
Suatu
hari aku mendengar ayah berbincang-bincang dengan ibu. Ayah kebingungan mencari
uang untuk biaya sekolahku. Satu-satunya jalan untuk mencukupi kekurangan itu
ayah harus menjual sapi. Itu artinya momo atau mimi akan pergi dan tidak lagi
tinggal dirumahku. Akhirnya ayah memutuskan untuk menjual mimi. Aku sedih
sekali.
Ketika
aku pulang mengaji, di rumahku ada tamu. Kata ibuku tamu itu yang akan
mengambil mimi. Aku bergegas berlari mencari mimi. Kupandangi mimi untuk
terakhir kalinya. Kuucapkan selamat tinggal meski sebenarnya aku tak tega
melihat mimi dibawa pergi. Mimi pun dinaikkan diatas mobil, Mimi mengepakkan
kakinya pertanda tidak mau, namun mimi harus tetap dibawa meski dengan dipaksa.
Setelah
mimi pergi, momo kebingungan. Momo menderum dan menyeruduk kesana kemari. Aku
dan ayah tidak tega melihatnya. Ayah memberinya setumpuk rumput, namun momo
masih saja tidak mau diam. Momo terus menyeruduk dan menderum. Bahkan ditengah
malam-pun masih begitu.
Beberapa
hari ditinggal mimi pergi, momo tidak semangat lagi makan. Dia juga tidak
henti-hentinya menderum memanggil mimi. Dimatanya kulihat ada setetes air yang
jatuh kewajahnya. Ayah bilang momo menangis. Maafkan aku dan ayah momo, maafkan
karena telah membawa mimi pergi, ucapku sepenuh hati. Kawan, ternyata hewan
juga memiliki rasa kasih sayang. Seharusnya begitu juga manusia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar