Jumat, 21 November 2014

Momo bisa menangis kawan



CERITA ANAK

Momo adalah seekor sapi yang badannya gemuk. Adiknya bernama mimi. Bertahun-tahun ayah memelihara momo dan mimi. Setiap pulang sekolah aku membantu ayah memcarikan rumput untuk makan momo dan mimi. Beberapa bulan yang lalu musim kemarau, aku dan ayah kesulitan mencari rumput karena rumput disana-sini kering dan mati. Selang beberapa bulan berikutnya  mulai berganti musim hujan, rumput yang ada di sawah maupun di kebun mulai tumbuh subur dan lebat. Aku dan ayah semakin giat mencari rumput agar momo dan mimi cepat besar dan gemuk. Kress… kress… kress..!! begitulah bunyi suaranya saat makan rumput. Momo dan mimi selalu berebut makanan, kadang satu keranjang penuh bisa habis hanya dalam waktu beberapa jam. Kadang pula beberapa helai rumput berjatuhan dari mulutnya karena terlalu banyak rumput yang dikunyah. Aku sangat senang melihatnya. Lucu sekali.
            Suatu hari aku mendengar ayah berbincang-bincang dengan ibu. Ayah kebingungan mencari uang untuk biaya sekolahku. Satu-satunya jalan untuk mencukupi kekurangan itu ayah harus menjual sapi. Itu artinya momo atau mimi akan pergi dan tidak lagi tinggal dirumahku. Akhirnya ayah memutuskan untuk menjual mimi. Aku sedih sekali.
            Ketika aku pulang mengaji, di rumahku ada tamu. Kata ibuku tamu itu yang akan mengambil mimi. Aku bergegas berlari mencari mimi. Kupandangi mimi untuk terakhir kalinya. Kuucapkan selamat tinggal meski sebenarnya aku tak tega melihat mimi dibawa pergi. Mimi pun dinaikkan diatas mobil, Mimi mengepakkan kakinya pertanda tidak mau, namun mimi harus tetap dibawa meski dengan dipaksa.
            Setelah mimi pergi, momo kebingungan. Momo menderum dan menyeruduk kesana kemari. Aku dan ayah tidak tega melihatnya. Ayah memberinya setumpuk rumput, namun momo masih saja tidak mau diam. Momo terus menyeruduk dan menderum. Bahkan ditengah malam-pun masih begitu.
            Beberapa hari ditinggal mimi pergi, momo tidak semangat lagi makan. Dia juga tidak henti-hentinya menderum memanggil mimi. Dimatanya kulihat ada setetes air yang jatuh kewajahnya. Ayah bilang momo menangis. Maafkan aku dan ayah momo, maafkan karena telah membawa mimi pergi, ucapku sepenuh hati. Kawan, ternyata hewan juga memiliki rasa kasih sayang. Seharusnya begitu juga manusia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar